Sabtu, 27 Desember 2008

Ethanol berbahan batang sweet sorghum.



Sweet sorgum (jagung cantel) varitas tertentu selain menghasilkan biji (sebagai bahan pangan) batangnya juga mengandung gula relative tinggi, tanaman sudah dapat dipanen pada umur 90 sd 110 hari ,tahun 2006 kami coba varitas lokal tanpa identitas berbiji warna putih dan merah tua ternyata batangnya sama dengan batang jagung (tidak mengandung gula), tahun 2008 kami dapat kiriman bibit dari BPPT Lampung, dua varitas yaitu sorgum berbiji putih dan berbiji merah tua dan setelah diuji tanam pada umur 90 hari batangnya sudah menunjukkan adanya kadar gula yang relative tinggi, terukur untuk sorgum biji putih dengan brix 12 dan sorgum biji merah dengan brix 16-17, dibanding tanaman tebu pada umur 3 bulan ruas pertama paling bawah saja belum muncul, sementara tanaman sorghum sudah dapat dipanen, hal ini memberikan rasa optimism bahwa sweet sorghum layak di kaji dan segera dikembangkan.

Tahun 1979 BP3G Pasuruhan (sekarang P3GI) mendatangkan sorgum varitas Rio, Rama dan Ramada dari Sugar Crops Field Station Missisipi ditanam dan diamati di kebun karantina pulau Puteran Madura, penelitian tanaman sampai uji proses membuat syrup , gula putih dan gula merah dari batangnya dan juga uji fermentasi untuk ethanol.
Tiga tahun berturutan thn 94/95 -95/96 dan 96/97 PT Ajinomoto menguji tanam sweet sorghum di Madura di kawasan kering pada musim hujan, tiga varitas diuji coba Wray, Keller dan Rio dan didapat kandungan gula dalam batang sorghum rata rata >10%, dengan single step dry crushing extraksi 50% dan multiple step crushing with imbibisi extraksi 75%.
Tahun 1997 PTPN XI merencanakan bekerja sama dengan LP3M (Lembaga Penelitian Peningkatan dan Pengembangan Madura) merencanakan pengembangan swet sorghum ( Rio, Keller dan Katengu) di kab Sumenep dan Pamekasan tetapi belum ada kelanjutannya.
Beberapa Negara yang juga intens mengembangkan sweet sorgum adalah India, Thailand dan Zambia.

Kamis, 25 Desember 2008

Asap Cair sebagai hasil sanpingan gasifikasi biomasa.






Biomasa dapat dikonversi untuk energy melalui beberapa cara antara lain pembakaran langsung (burning), pengarangan dan pemadatan (carbonasi and briketing) atau dengan technology gasifikasi. Untuk keperluan energy panas gas hasil reactor gasifikasi sudah layak dan bias langsung digunakan, sedangkan untuk kegunaan tertentu (gas engine) gas tersebut harus dibersihkan dari kandungan kandungan yang tidak diinginkan (partikel padatan maupun tar) dan didinginkan (cooling and clean up).Berbagai cara diperkenalkan untuk proses gas cleanup dan yang palin banyak diterapkan adalah dengan cyclone dust colektor (pemisah partikel padat) diikuti dengan water scruber( pendingin dan pemisah tar) dengan konsekwensi air buangan tercampur tar dan phenol , terapan yang kami coba lakukan adalah dengan cyclone dust colektor (pemisah partikel padat) diikuti dengan gas heat exchanger (penukar panas) sebagai pendingin dan pengkondensasian sisa uap air yang terkandung dalam gas sekaligus sebagai upaya tar removal, sehingga air hanya digunakan sebagai penangkap panas dan dikeluarkan lagi tanpa tercampur dengan tar yang pasti diikuti unsure phenol yang merugikan lingkungan.

System ini akan menghasilkan produk utama
Gas (synthetic gas/producer gas) dengan temperature 38 sd 40 celsius yang sudah relative bersih dan dapat digunakan untuk gas engine.
Produk sampingan yang dihasillkan
1.Asap cair (liquid smoke) dengan karakter sesuai dengan feedstocknya, yang dapat dimanfaatkan sebagai pengawet makanan, pestisida organic dan lain lain tergantung dari nfedstock yang dipakai.
2.Arang (charcoal) dengan berbagai kegunaan misalnya apabila feedstock yang digunakan tempurung kelapa atau tongkol jagung akan dihasilkan arang (untuk membakar sate dll) sedangkan apabila digunakan sekam padi arangnya dapat digunakan sebagai organic fertilizer (pupuk organic dengan kalium app1% dan bo > 50%).

Rabu, 24 Desember 2008

ethanol distilasi 10 sd 15 liter/jam




Uji ethanol distilasi equipment dengan kapasitas 10 sd 15 ltr/jam. Batch proses dengan coloumn packing reflux distillation, rashig packing dari sus 304 – diameter 20 mm dengan tinggi 1,2 meter. Dengan dua reflux condenser c/w thermo control, pemanas dengan menggunakan vertical boiler bahan bakar padat (kayu, limbah pertanian, batu bara dll), dihasilkan ethanol dengan kadar 92 sd 94% v/v.