Minggu, 16 Agustus 2009

GASIFIKASI PEMBAKARAN KAPUR


Nyala api syn gas pada tobong kapur


Gasifikasi model twinn dia 135 cm pada tradisional kiln.

Pembakaran calsium carbonat untuk dijadikan kapur tohor sangat banyak diusahakan dikawasan yang mengandung batuan calsit umumnya dikawasan pegunungan atau perbukitan disekitar hutan, proses pembakaran dilakukan dalam jobong tradisional dan menggunakan bahan bakar kayu, diperlukan temperature diatas 950 celsius agar terjadi kalsinasi dan memerlukan bahan bakar yang cukup banyak, 10 sd 12 truk kayu bakar diperlukan untuk menghasilkan 30 sd 35 ton kapur tohor (quick lime) , thermal effisiensi dalam kisaran 15%, penggunaan kayu sebagai bahan bakar pembakaran kapur ada kecenderungan terjadinya kerusakan lingkungan utamanya hutan disekitarnya.
Diatas adalah switching energy dengan residu petanian (sekam padi, tongkol jagung dll) dengan terapan gasifikasi dengan goal ekonomis, perbaikan lingkungan dll.

Kelebihan lain dalam penggunaan gasifikasi adalah dihasilkan kapur tohor dengan kwalitas yang lebih baik, hampir tidak ada impurities tambahan dari ash/ abu kayu bakar, selain itu pesentase unburnt/ tidak terkalsinasi lebih sedikit sehingga dalam analisa akan dihasikan quick lime dengan kadar CaO yang lebih tinggi.

Investasi untuk gasifikasi twin model dengan kapasitas setara 40 ltr minyak tanah sebesar Rp 180 juta sedangkan untuk kapasitas setara 60 ltr minyak tanah sebesar Rp 250 juta masing masing untuk kapasitas tobong 30 ton per cycle dan 45 ton per cycle